Infokus | Sembuh Dari COVID-19, 'Ngibul' Ataukah Menghibur Diri ? - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Jumat, 03 Juli 2020

    Infokus | Sembuh Dari COVID-19, 'Ngibul' Ataukah Menghibur Diri ?

    ilustrasi
    Berita tentang COVID-19 tampaknya sudah membosankan bagi banyak orang di negeri ini. Mereka sudah mulai peka terhadap virus yang mulai diragukan keberadaan dan serangan serta penyebarannya yang konon sangat cepat dibanding virus corona lainnya.

    Tak sedikit orang bertanya apakah COVID-19 bisa disembuhkan, padahal vaksin bahkan obatnya belum ditemukan hingga saat ini (?)

    Pertanyaan demi pertanyaan pun mengalir dari banyak orang terkait virus yang menyerang saluran pernafasan ini. Penyakit semacam apa yang diakibatkan oleh COVID-19 ? Apakah yang sering diberitakan meninggal itu memang penyebabnya adalah COVID-19, ataukah COVID-19 cuma menumpang pada penyakit lain yang sudah ada dan jelas ? Obat apa yang bisa mencegah dan menyembuhkan serangan COVID-19 ?

    Itulah sederet pertanyaan standar yang menghinggapi tak sedikit orang kini yang memerlukan jawaban yang tak butuh penjelasan medis saja tapi juga masuk logika. Karena tiap orang butuh jawaban pasti yang tak berbelit-belit yang terkesan retoris apalagi apalogis atau pembelaan diri.

    Secara sederhana saja; pertanyaan yang jelas dan terarah adalah apa nama penyakit yang disebabkan oleh COVID dan apa obatnya ?
    Misalkan kita bertanya apa penyakit yang disebabkan nyamuk; jawabannya sangat jelas yakni Malaria dan Demam Berdarah; obatnya pun jelas ada dan mudah ditemukan. Begitu pula jika bertanya tentang penyakit yang disebakan kelebihan mengkonsumsi karbohidrat maka jawabannya adalah diabetes, dan obatnya bermacam-macam dan sudah diproduksi serta dapat diperoleh oleh tiap orang.

    Obat yang diakibatkan oleh serangan COVID-19 ini belum jelas kalau tak ingin dikatakan sangat tidak jelas.
    Dilansir dari Situs Bloomberg yang dipublikasikan pada 16 April 2020 dan kemudian diperbarui pada 17 Juni 2020, ditulis oleh Christin Flanagan, Riley Griffin dan Robert Langreth, menyebut seperti di bawah ini.

    Obat anti-inflamasi yang murah digunakan secara luas menjadi pengobatan pertama yang menunjukkan hasil yang menyelamatkan jiwa melawan COVID-19. Dexamethasone mengurangi kematian dalam studi Universitas Oxford, bahkan ketika obat-obatan antimalaria yang dipuji oleh Presiden Donald Trump tersandung. Sementara itu, dorongan global untuk mengembangkan vaksin coronavirus - kunci untuk memulai kegiatan ekonomi setelah penguncian (lockdown) - semakin cepat.

    Pemerintah Amerika Serikat berkerja dengan 7 perusahaan farmasi di bawah program "Operation Warp Speed", sementara pembuat obat-obatan seperti Johnson & Johnson sedang memajukan studi untuk menguji sasaran yang diusulkan. Ujicoba manusia sudah dilakukan untuk vaksin yang diusulkan dari Moderna Inc, beberapa perusahaan Cina dan kemitraan Oxford dan AstraZeneca Plc.

    Dari tulisan paragraf di atas bisa diketahui pada mulanya obat anti malaria digunakan sebagai pencegah dan penyembuh COVID-19, kemudian beralih ke obat bernama Dexamethasone yang di tempat kita justru sering digunakan untuk merangsang nafsu makan agar seseorang yang bertubuh kurus bisa menjadi gemuk.

    Masih diambil dari Situs Bloomberg, vaksin memberi kekebalan pada sebagian besar populasi dan dianggap penting untuk mengakhiri pandemi. Mereka juga membutuhkan waktu lebih lama untuk berkembang, sebagian karena mereka harus terbukti sangat aman karena diberikan kepada orang sehat. Sementara beberapa peneliti mengatakan vaksin bisa siap pada akhir tahun, yang lain mengatakan itu bisa memakan waktu lebih lama.

    Nah lho, vaksin-nya saja masih belum ditemukan apalagi yang mau diharapkan dari obat penyembuh dari penyakit tak jelas yang disebabkan oleh COVID-19.

    Kesimpulan dari tulisan ini adalah; tak terlalu berharap banyak dari pencegah dan penyembuh yang disebabkan oleh COVID-19, dan mereka yang berkata dan menyatakan ada yang sembuh dari COVID-19 maka kita tunggu kibulan selanjutnya apa lagi. (Red) 

    *Infokus; adalah tulisan berupa opini yang sedang berkembang di tengah publik, berdasarkan pengamatan dan referensi dari sumber lain baik langsung maupun yang terbit di berbagai media. 

     
    ----------©----------
     

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...