-Diduga Terindikasi Penyimpangan
Jurnalisia-Kotabaru,
Sebagai perkampungan yang berada di pesisir pantai, warga Kecamatan Pamukan Selatan Kabupaten Kotabaru sangat mendambakan jembatan singgah kapal penumpang dan barang.
Warga yang bermukim di Desa Tanjung Samalantakan khususnya, dan 10 desa lainnya seperti ; Desa Pondok Labu, Sasulung, Rampa Cengal, Sakadoyan, Mulyodadi, Sakalimau, Talusi, Gunung Calang, Sukadana dan Desa Sekandis yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Pamukan Selatan pada umumnya sangat berharap pada Pemkab Kotabaru untuk membangunkan sebuah jembatan persinggahan kapal penumpang dan barang.
Menurut keterangan Sekdes Tanjung Samalantakan, Rusli, kepada kru media ini menuturkan sudah beberapa kali Musrenbang dan mengajukan pembangunan jembatan, namun hingga kini belum terealisasi juga.
"Dulu pernah saya dengar informasi dari dinas terkait, akan dibangun jembatan dengan menggunakan dana anggaran Tahun 2013. Bahkan sudah ditenderkan senilai Rp 2,5 milyar, APBD 2013, uang muka sudah diambil kontraktor Rp 700 juta namun anehnya proyek pembangunan jembatan tersebut hingga kini belum terealisasi.
Sementara warga lain menyebutkan, jembatan pelabuhan itu sudah 3 kali ditenderkan dengan ukuran selebar 4 meter dan panjang 200 meter, tapi entah kenapa proyek itu malah dialihkan ke daerah Desa Marabatuan yang berada di kecamatan lain.
Selaku aparatur Desa Tanjung Samalantakan yang mewakili menyuarakan harapan warga, Rusli menuturkan, dengan tiadanya jembatan pelabuhan di Desa Tanjung Samalantakan, secara otomatis arus transportasi jadi terkendala. Apalagi jembatan pelabuhan itu adalah merupakan gerbang utama arus keluar masuk penumpang dan barang hingga menghambat kemajuan pembangunan.
"Warga sangat dirugikan dengan tidak adanya jembatan. Sementara jembatan yang lama sudah rapuh dan mau ambruk, bahkan pernah menelan korban jiwa," tutur Rusli.
Ditambahkannya, selain pernah menelan korban jiwa, kondisi jembatan yang rapuh juga sering menimbulkan kerugian warga yang menaruh barangnya dan jatuh ke laut.
"Bila air surut, kapal tidak bisa merapat dan penumpang terpaksa menunggu untuk naik ke daratan," tambah Rusli lagi.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Kotabaru, Sugian Noor saat ditemui terkait indikasi proyek dermaga yang hingga kini tidak terealisasi, Selasa (18/2/14) tidak berada ditempat. Dihubungi melalui telepon seluler tidak merespon, namun melalui SMS mengarahkan pada pejabat PPTK-nya.
Dikonfirmasi diruang kerjanya, Rabu (19/02) Kabid Laut Dinas Perhubungan Kotabaru, Ir. Densy Lumenbang bersama Pejabat Pelaksana Taknis Kegiatan (PPTK), Syahdan Nurdin mengatakan, tidak terlaksana pembangunan dermaga disebabkan kendala teknis,
"Alat untuk menumbuk tiang pancang tidak ada yang menyewakan, seandainya ada, tentu pelaksanaan dermaga bisa terlaksana. Belakangan diketahui di Kota Balikpapan ada yang menyewakan, namun terkendala cuaca. Waktu itu ombak sekitar 6 meter, sehingga kapal tongkang pengangkut material jembatan tidak berani membawa. Sedangkan uang muka yang sudah diambil kontraktor sebesar 30 persen sudah dikembalikan ke Kas Daerah," ungkapnya.
Ditambahkan oleh Syahdan Nurdin, yang juga merupakan Kepala Seksi Pelayaran di Dinas Perhubungan Kotabaru, ke depannya untuk proyek dermaga itu nanti, pada anggaran Tahun 2014 akan ditambah lagi. Dari sebelumnya Tahun 2013 sebesar Rp 2,5 milyar, maka pada Tahun 2014 akan menjadi sebesar Rp 3,5 milyar. "Kita akan lakukan tender ulang, jadi tidak ada urusan lagi dengan kontraktor sebelumnya," pungkas Syahdan.
Apapun alasan pihak Dinas Perhubungan Kotabaru, yang jelas bila kurangnya sosialisasi di masyarakat, maka warga akan selalu curiga dan bertanya-tanya ada apa dan kenapa dermaga tersebut hingga kini belum terbangun juga. (Wan/IZ)
Jurnalisia-Kotabaru,
Sebagai perkampungan yang berada di pesisir pantai, warga Kecamatan Pamukan Selatan Kabupaten Kotabaru sangat mendambakan jembatan singgah kapal penumpang dan barang.
Warga yang bermukim di Desa Tanjung Samalantakan khususnya, dan 10 desa lainnya seperti ; Desa Pondok Labu, Sasulung, Rampa Cengal, Sakadoyan, Mulyodadi, Sakalimau, Talusi, Gunung Calang, Sukadana dan Desa Sekandis yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Pamukan Selatan pada umumnya sangat berharap pada Pemkab Kotabaru untuk membangunkan sebuah jembatan persinggahan kapal penumpang dan barang.
Menurut keterangan Sekdes Tanjung Samalantakan, Rusli, kepada kru media ini menuturkan sudah beberapa kali Musrenbang dan mengajukan pembangunan jembatan, namun hingga kini belum terealisasi juga.
"Dulu pernah saya dengar informasi dari dinas terkait, akan dibangun jembatan dengan menggunakan dana anggaran Tahun 2013. Bahkan sudah ditenderkan senilai Rp 2,5 milyar, APBD 2013, uang muka sudah diambil kontraktor Rp 700 juta namun anehnya proyek pembangunan jembatan tersebut hingga kini belum terealisasi.
Sementara warga lain menyebutkan, jembatan pelabuhan itu sudah 3 kali ditenderkan dengan ukuran selebar 4 meter dan panjang 200 meter, tapi entah kenapa proyek itu malah dialihkan ke daerah Desa Marabatuan yang berada di kecamatan lain.
Selaku aparatur Desa Tanjung Samalantakan yang mewakili menyuarakan harapan warga, Rusli menuturkan, dengan tiadanya jembatan pelabuhan di Desa Tanjung Samalantakan, secara otomatis arus transportasi jadi terkendala. Apalagi jembatan pelabuhan itu adalah merupakan gerbang utama arus keluar masuk penumpang dan barang hingga menghambat kemajuan pembangunan.
"Warga sangat dirugikan dengan tidak adanya jembatan. Sementara jembatan yang lama sudah rapuh dan mau ambruk, bahkan pernah menelan korban jiwa," tutur Rusli.
Ditambahkannya, selain pernah menelan korban jiwa, kondisi jembatan yang rapuh juga sering menimbulkan kerugian warga yang menaruh barangnya dan jatuh ke laut.
"Bila air surut, kapal tidak bisa merapat dan penumpang terpaksa menunggu untuk naik ke daratan," tambah Rusli lagi.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Kotabaru, Sugian Noor saat ditemui terkait indikasi proyek dermaga yang hingga kini tidak terealisasi, Selasa (18/2/14) tidak berada ditempat. Dihubungi melalui telepon seluler tidak merespon, namun melalui SMS mengarahkan pada pejabat PPTK-nya.
Dikonfirmasi diruang kerjanya, Rabu (19/02) Kabid Laut Dinas Perhubungan Kotabaru, Ir. Densy Lumenbang bersama Pejabat Pelaksana Taknis Kegiatan (PPTK), Syahdan Nurdin mengatakan, tidak terlaksana pembangunan dermaga disebabkan kendala teknis,
"Alat untuk menumbuk tiang pancang tidak ada yang menyewakan, seandainya ada, tentu pelaksanaan dermaga bisa terlaksana. Belakangan diketahui di Kota Balikpapan ada yang menyewakan, namun terkendala cuaca. Waktu itu ombak sekitar 6 meter, sehingga kapal tongkang pengangkut material jembatan tidak berani membawa. Sedangkan uang muka yang sudah diambil kontraktor sebesar 30 persen sudah dikembalikan ke Kas Daerah," ungkapnya.
Ditambahkan oleh Syahdan Nurdin, yang juga merupakan Kepala Seksi Pelayaran di Dinas Perhubungan Kotabaru, ke depannya untuk proyek dermaga itu nanti, pada anggaran Tahun 2014 akan ditambah lagi. Dari sebelumnya Tahun 2013 sebesar Rp 2,5 milyar, maka pada Tahun 2014 akan menjadi sebesar Rp 3,5 milyar. "Kita akan lakukan tender ulang, jadi tidak ada urusan lagi dengan kontraktor sebelumnya," pungkas Syahdan.
Apapun alasan pihak Dinas Perhubungan Kotabaru, yang jelas bila kurangnya sosialisasi di masyarakat, maka warga akan selalu curiga dan bertanya-tanya ada apa dan kenapa dermaga tersebut hingga kini belum terbangun juga. (Wan/IZ)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.