Al Farabi, merupakan seorang filsuf dan polymath Muslim abad ke 10, dikenal sebagai "Guru Kedua" setelah Aristoteles dalam tradisi filsafat Islam. Pandangannya mengenai Tuhan sangat dipengaruhi oleh pemikiran Aristotelian dan Neoplatonism. Berikut adalah beberapa poin kunci mengenai pandangan Al Farabi tentang Tuhan.
Konsep Tuhan sebagai Pencipta.
Al Farabi melihat Tuhan sebagai pencipta yang sempurna dan sumber dari segala sesuatu yang ada. Ia berargumen bahwa Tuhan adalah Wajib al Wujud (yang harus ada, yang ada dengan sendirinya) atau necessary existent dan menjadi penyebab pertama dari segala eksistensi yang sempurna tanpa cacat. Dab dari Tuhan ini, keberadaan memancar secara hierarkis melalui akal-akal (intellects) dan jiwa-jiwa, hingga alam materi. Segala sesuatu yang ada di alam semesta adalah kemungkinan (mumkin) yang bergantung pada eksistensi Tuhan.
Sifat Tuhan.
Dalam pemikirannya, Tuhan adalah esensi yang tidak terhingga, tidak berubah, dan tidak terpengaruh oleh sifat-sifat duniawi. Al Farabi menekankan bahwa Tuhan adalah satu-satunya realitas yang sempurna dan tidak terbatas; semua makhluk lain adalah terbatas dan memiliki sifat ketidaksempurnaan.
Intellectual Virtue dan Hubungan dengan Tuhan.
Al Farabi memandang hubungan antara manusia dan Tuhan melalui lensa intelektual. Ia percaya bahwa melalui pengetahuan dan pemikiran rasional, individu dapat mendekati pemahaman tentang Tuhan. Seorang filsuf atau cendekiawan yang berusaha memahami Tuhan akan mencapai kebahagiaan melalui pengetahuan dan kebajikan intelektual.
Tuhan dan Agama.
Al Farabi berpendapat bahwa semua agama yang benar mengajarkan prinsip-prinsip yang sama mengenai Tuhan, yaitu Tuhan yang satu dan pencipta. Dia melihat agama sebagai cara untuk mengarahkan masyarakat menuju kebaikan dan kebajikan, serta sebagai sarana untuk memahami realitas tertinggi yaitu Tuhan.
Interaksi antara Tuhan dan Dunia.
Meskipun Tuhan adalah pencipta dan sumber dari segala sesuatu, Al Farabi tidak menganggap Tuhan campur tangan secara langsung dalam urusan dunia. Sebaliknya, ia mempercayai bahwa dunia mengikuti hukum alam yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Pandangan Al Farabi tentang Tuhan telah memberikan pengaruh yang signifikan dalam tradisi intelektual Islam serta dalam pemikiran filosofis di Eropa, dan masih menjadi bahan kajian dalam filsafat dan teologi hingga kini. ©Jurnalisia™
👀



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.