Sampah Cemari Laut Sekitar Pasar - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Kamis, 26 Juni 2014

    Sampah Cemari Laut Sekitar Pasar



    Jurnalisa, Tidak tersedianya bak penampungan sampah, membuat banyak pedagang ikan basah dan buah mengeluhkan kinerja Kantor Pasar Kemakmuran Kabupaten Kotabaru. Ini merupakan bukti buruknya pengelolaan sampah oleh pihak terkait..
    "Di Pasar Kemakmuran ini aturan sepertinya tidak jalan, terutama masalah sampah. Kami terpaksa membuang sampah di bawah kolong atau ke laut," kata Daeng, seorang pedagang ikan basah.

    Ditambahkan Daeng, seandainya ada tempat sampah di sekitar sini mereka tidak membuang sampah ke laut. Sebenarnya memang ada tempat sampah, hanya saja tempatnya jauh dari lokasi pedagang ikan basah dan buah.

    "Ini karena tidak ada tempat sampah di dekat sini, jadi banyak pedagang yang membuang sampah sembarangan. Selain itu pihak Kantor Pasar juga seolah tak mau tahu dan berdiam saja," tambah Daeng.

    Hal senada juga dikatakan oleh Marsiah, pedagang buah yang berjualan disamping pedagang ikan basah. Dia mengaku membuang sampah ke samping kiosnya yang persisnya adalah perairan laut.

    "Kami terpaksa buang sampah ke laut, karena tidak disediakan tempat sampah, padahal kami sudah membayar retribusi sampah Rp 5.000 per bulannya," ujarnya.

    Pantauan Kru Media ini di lapangan, diantara pasar ikan basah dan pasar ikan kering masih banyak tumpukan sampah tersangkut di palang-palang kayu tiang penyangga los pasar tersebut.

    Kepala Kantor Pasar Kemakmuran Kotabaru, Said Ridjani Fahrani, Rabu (25/06/14) kepada wartawan berdalih, tumpukan sampah yang tersangkut di tiang penyangga bangunan los pasar ikan basah dan pasar ikan kering itu adalah sampah dari luar yang hanyut ke tepian Pasar Kemakmuran.

    "Itu kemungkinan sampah dari luar yang terhanyut masuk dan tersangkut," sebutnya.

    Said menilai selain akibat sampah dari luar yang terhanyut masuk ke dalam lokasi pasar, juga disebabkan oleh kurangnya budaya sadar kebersihan dari para pedagang.

    "Kami sudah sering mengimbau dan menempatkan tong sampah di sekitar kios para padagang, tapi sering hilang dan bergeser dari tempatnya," ungkapnya

    Masih menurut Said, biasanya para pedagang sukanya berbicara dengan orang lain, tapi malah enggan datang ke kantor untuk berdiskusi.

    "Mereka cuma beraninya bicara di belakang, tidak berani berbicara disini," pungkasnya.(Wan/MIZ)


    Editor : Imi Suryaputera

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...