Opini | Bermegah-megah Membangun Mesjid Diantara Jalan Yang Rusak - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Jumat, 01 Oktober 2021

    Opini | Bermegah-megah Membangun Mesjid Diantara Jalan Yang Rusak

    ilustrasi
    Miris alias mambari maras membaca status maupun timeline serta komentar warga di media sosial terkait jalan yang rusak, yang tak ubahnya arena untuk mobil offroad.

    Jalan rusak di sejumlah kawasan di wilayah Kabupaten Kotabaru, apalagi di musim hujan; sudah sekian lama jadi keluhan warganya. Sebut saja jalan di kawasan beberapa kecamatan di wilayah Kelumpang dan Pamukan, bahkan juga di daratan Pulau Laut.

    Membangun daerah adalah membangun jalan transportasi. Ini filosofi yang mengibaratkan jalan itu tak ubahnya urat nadi dalam tubuh manusia yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh. Jika peredaran darah lancar maka tubuh pun sehat. Begitupun suatu daerah jika jalan-jalan layak guna maka perekonomian pun lancar dan warganya mudah mencapai sejahtera.

    Sarana jalan sangatlah penting dalam kehidupan manusia dimanapun di dunia ini. Ingat ketika Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal yang ditunjuk oleh Louis Napoleon untuk memerintah Hindia Belanda dari 1808 hingga 1811, memerintahkan pembangunan jalan sepanjang 1.228 kilometer dari Anyer ke Panarukan. Jalan tersebut dibangun untuk kelancaran transportasi bagi kepentingan Prancis di bawah pemerintahan Napoleon Bonaparte untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serbuan Inggris, namun keberadaan jalan itu juga bisa dinikmati para penduduk Pulau Jawa saat itu hingga sekarang.

    Alih-alih memganggarkan perbaikan jalan-jalan yang rusak di wilayahnya, Pemkab Kotabaru justru menganggarkan untuk pembangunan Mesjid Apung dengan anggaran tahun jamak (multi years) sebesar Rp 70 milyar di objek wisata Siring Laut. 

    Mesjid, tempat ibadah itu penting dibangun, namun perbaikan jalan juga tak kalah pentingnya, dan Pemkab mestinya punya skala prioritas yang benar-banar berasal dari aspirasi murni masyarakat bukan bernuansa politis.

    Pertanyaannya sudah pas atau tepat kah membangun lagi mesjid baru sementara banyak mesjid dan tempat ibadah umat Islam lainnya yang hanya di waktu-waktu tertentu saja dipenuhi oleh warga ?

    "Kiamat tidak akan terjadi hingga manusia bermegah-megahan dalam membangun mesjid." (HR Abu Dawud)

    "Akan datang suatu masa dimana banyak orang membangun mesjid megah dan orang yang memakmurkannya sangat sedikit." (HR Ibnu Khuzaimah)

    Apakah kondisi sekarang sudah menampakkan tanda-tanda seperti hadits Rasul Allah Muhammad SAW itu ?

    Coba kita lihat dan cermati setiap tempat ibadah umat Islam saat ini; berapa orang kah yang shalat di saat shalat 5 waktu selain shalat Idul Fitri dan Idul Adha. (Red)

    -------------

    *Tulisan di atas mengacu dan berdasarkan Pasal 5 Ayat (1) UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers; Pers Nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...