
Menurutnya, pada masa pandemi COVID-19 ini anak-anak diharuskan belajar jarak jauh, sementara fasilitas yang dimilikinya belum memadai.

“Tanggung jawab pendidikan tidak hanya oleh pemerintah saja, tetapi juga menjadi tanggungjawab keluarga dan masyarakat,” ujar Natsir.
Keberadaan mesjid di Indonesia yang jumlahnya sekitar 850 ribu itu diharapkan dapat memberikan solusi bagi lingkungan dalam memfasilitasi belajar mengajar baik kepada siswa maupun kepada relawan penggiat pendidikan.
"Bahkan mesjid-mesjid yang memiliki kemampuan disamping memasang wi-fi, juga dapat menyediakan komputer, charger handphone bagi anak-anak usia belajar, dan tetap dalam koridor protokol kesehatan yang ketat," ungkap Natsir pula.
"Bahkan mesjid-mesjid yang memiliki kemampuan disamping memasang wi-fi, juga dapat menyediakan komputer, charger handphone bagi anak-anak usia belajar, dan tetap dalam koridor protokol kesehatan yang ketat," ungkap Natsir pula.

Natsir juga mengatakan, saat ini adalah momentum yang tepat mengembalikan remaja untuk aktif dan mencintai mesjid dengan memberikan fasilitas terhadap pusat minat mereka yakni belajar dan sekaligus bisa beribadah serta berdoa.
"Selama ini kita melihat para pelajar diajak ramai-ramai berdoa pada saat menjelang ujian saja. Mesjid harus kita fungsikan secara kaaffah (komprehensif) sebagai tempat ibadah, tarbiyah dan dakwah serta kegiatan muamalah termasuk pemberdaya umat lainnya,” pungkasnya.
Terkait imbauan PD DMI itu, Firdaus, Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) ikut serta mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk berkerjasama memfungsikan rumah ibadah.
Menurut Firdaus sudah saatnya pemerintah pusat dan pemerintah daerah melawan COVID-19 secara total dengan memfungsikan rumah ibadah sebagai sentra kegiatan dengan memfasilitasi belajar jarak jauh, karena belajar di rumah ibadah selain mempercepat proses murid beradaptasi memasuki era digital 4.0, juga mendekatkannya pada nilai iman dan takwa sebagai benteng pertahanan bangsa dan negara hari ini dan masa akan datang. (Rel/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.