![]() |
Ilustrasi bukan foto sebenarnya |
Penerima tamu merupakan pintu pertama satu Instansi. Kadang kita merasa nyaman namun kadang kita juga merasa ngeri-ngeri sedap untuk bertamu.
Wajar bila instansi itu adalah instansi militer karena mereka dididik tegas dan tegap. Nah, kalau di instansi pemerintahan sipil yang notabene adalah pelayanan tidak wajar bila kita menempatkan penerima tamu yang rada-rada sangar.
Awak media ini saat ingin bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan sebagaimana yang diwajibkan melapor ke bagian resepsionis menanyakan keberadaan pimpinan mereka.
Saat bertanya sang penerima tamu dengan wajah datar tanpa senyum seperti layaknya penerima tamu mengatakan tidak ada. Karena awak media ini sebelumnya audah bertanya di luar kepada seseorang yang berbaju dinas pemerintahan mengatakan ada, maka awak media ini mengatakan, "tadi kata yang diluar itu Kepala Dinas ada." Dengan wajah yang sedikit tidak senang sang penjaga dan penerima tamu berkata, "tidak ada, siapa yang bilang ada."
Saat bertanya sang penerima tamu dengan wajah datar tanpa senyum seperti layaknya penerima tamu mengatakan tidak ada. Karena awak media ini sebelumnya audah bertanya di luar kepada seseorang yang berbaju dinas pemerintahan mengatakan ada, maka awak media ini mengatakan, "tadi kata yang diluar itu Kepala Dinas ada." Dengan wajah yang sedikit tidak senang sang penjaga dan penerima tamu berkata, "tidak ada, siapa yang bilang ada."
Penerima tamu yang lumayan seram, santai sajalah, toh awak media adalah tamu, tamu adalah raja. Awak media ini hanya bertanya tidak perlul seperti itu pasang wajah seram dan berkata ketus, hingga seorang temannya mengatakan Kepala Dinas sedang berada di Oproom Pemkab mengikuti coffee morning, nah begini kan enak.
"Atau karena saya ini memakai baju media berlogo media televisi terkenal, takut kalau datang hanya minta duit ke pimpinannya, padahal saya datang untuk konfirmasi satu bahan pemberitaan," ungkap Dedy, Jurnalis Metro TV Kalsel.
Menurut Dedy, kenyataan atas kejadian seperti ini harusnya menjadi perhatian pimpinan satu instansi, karena kedatangan para awak media tidak untuk meminta duit.
"Perlu juga menjadi perhatian seburuk dan sejelek apapun tamu yang datang wajib dihormati. Silakan berprasangka negatif tapi sejatinya jangan di depan tamu. Penjaga tamu adalah sosok pertama yang akan diingat oleh tamunya. Atau perlukah adanya semacam diklat public speaking dan sekolah kepribadian agar bisa lebih menghormati para tamu," pungkas Dedy. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.