Mereka mempertanyakan transparansi hasil tes perekrutan karyawan di perusahaan tersebut yang memberlakukan psikotes sebagai tes final yang menentukan seorang calon karyawan diterima atau ditolak.
Pihak PT SPG melalui perwakilannya, Bayu P, menolak membuka hasil psikotes terhadap calon karyawan yang diinginkan oleh pihak LSM FKAB, karena pihak perusahaan beralasan itu merupakan bagian dari rahasia internal. Dan lagi pula pihak PT SPG mengaku selama ini sudah mengakomodir keinginan LSM FKAB agar merekrut dan menerima anggotanya. (Barlis)
FKAB berasumsi bahwa jika tes psikotes yang dijadikan acuan, maka sangat besar kemungkinan pihak perusahaan berlaku curang dengan meloloskan candidate yang disukai dan menggugurkan candidate yang tidak disukai. Atau dengan alasan apapun yang pada intinya hanya permainan pihak perusahaan. Dalam pertemuan itu juga pihak LSM FKAB meminta kepada perusahaan agar membuka hasil tes psikotes semua candidate agar dapat diketahui kebenaran hasil penilaian yang diberikan oleh pihak perusahaan.
BalasHapusMasa untuk menerima anggota kami bekerja sedemikian susahnya. Sedemikian banyak alasannya. Kalau ingin membantu, bantu dengan semaksimal mungkin. Jangan katanya membantu tapi ahirnya menyulitkan. Contoh CV. Putra Parahiyangan Mandiri, mereka benar-benar terbukti membantu anggota kami untuk bisa bekerja. Anggota kami yang buta sebelah pun bisa mereka pekerjakan sebagai tenaga kerja non skill. Padahal sejatinya perusahaan itu milik orang Bugis. Tapi mereka komitment membantu mempekerjakan anggota kami yang bahkan dengan kondisi sedemikian.
Perusahaan Thiess dan Leighton yang ampun luar negeri z, kawa haja kukurang labih. Ini perusahaan Indonesia saurang, maka ngalihnya nang kaya manguyak durian lawan gigi. Apa mambari muar banar..
maaf bang barlis anda keliru menulis nama perusahaannya seharusnya PT PSG, bukan SPG terimakasih
BalasHapus