![]() |
| Courtesy : sindonews |
Jurnalisia, Harga Solar di eceran lebih mahal daripada harga Solar Industri.
Meski mahal warga tetap membelinya. Kenaikan harga BBM tampaknya tak jadi persoalan bagi warga Kabupaten Bumbu, asalkan barangnya tersedia banyak dan mudah didapatkan.
"Biar harganya murah tapi sulit dicari; percuma juga," ujar seorang warga di Simpang Empat.
Seorang warga yang tinggal di kawasan Desa Sungai Dua mengaku, ia membeli Solar di pedagang eceran dengan harga 1 jeriken isi 20 liter sebesar Rp 250 ribu. Ini berarti jika dihitung per liter seharga Rp 12.500, lebih mahal daripada harga Solar Industri yang sebesar Rp 10.500 per liter.
"Mau beli di Simpang Empat, Sungai Kecil, ataupun di Sungai Dua, harganya tetap begitu; Rp 250 ribu per jeriken," ungkap warga itu. Untunglah beberapa hari terakhir ia sudah tak membeli Solar lagi untuk keperluan mesin generator pembangkit listriknya, karena sudah memasang aliran listrik dari PLN.
Sementara itu para pengguna kendaraan bermotor, sudah mulai ada yang beralih menggunakan BBM jenis Pertamax sebagai pengganti Premium (Bensin). Alasan mereka beralih ke Pertamax dikarenakan beberapa hal, antara lain; harga Bensin di eceran yang dipatok para Rp 10 ribu per liter, yang mana selisihnya tak terlalu besar dari Pertamax yang seharga Rp 12.445. Sedangkan penggunaan Pertamax dianggap lebih irit daripada Bensin, serta kondisi mesin akan lebih bagus daripada pakai Bensin. (JCO)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.