Jurnalisia, "Lho, itu kan sudah dikerjakan, dan sudah selesai , kenapa runtuh lagi ?"
Pertanyaan itu muncul ketika warga melihat para pekerja mengerjakan lagi jembatan yang menghubungkan lokasi cottage dengan lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di objek wisata Desa Gedambaan.
Sumber Media ini di lokasi membenarkan, jembatan menuju RTH itu memang sudah selesai dikerjakan sekitar 2 bulan lalu, tapi diperbaiki lagi sekitar 2 minggu ini.
"Katanya sih jembatannya runtuh," sebut Sumber tersebut.
Menurutnya penyebab runtuhnya jembatan itu hanya akibat air laut pasang surut yang melintas dibawah jemabatan, itupun hanya anak sungai kecil. Karena konstruksi di bagian bawahnya tidak kuat; cerucuknya gantung, dengan hanya dilewati air pasang surut saja sudah roboh.
Ditambahkannya, setelah bangunan jembatan itu roboh, ia berserta beberapa warga sempat memegang bekas runtuhan semen beton jembatan itu.
"Dipegang pakai tangan saja sudah hancur," ujarnya.
Menurutnya sebaiknya jembatan itu tidak usah dibuatkan pondasi di bagian tengah, karena kalau terkena air pasang surut bisa hancur lagi, apalagi kalau kualitas pekerjaan jelek, tidak lama akan hancur lagi.
"Kami lihat saat ini anak sungai itu dibuatkan oleh Kotraktornya seperti tanggul penahan air. Mungkin maksud mereka biar air pasang surut tidak masuk.
"Aneh juga. Mungkin tujuannya agar proyek jembatan itu bisa bertahan sementara," cetusnya.
Sampai berita ini diturunkan, Rairajuni, Kepala Dinas Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotabaru, dan Yusniarrahman, Kabid Pariwisata belum bisa dikonfirmasi. (Wan)
Editor : Imi Suryaputera
Pemberitaan di Portal Berita ini terlebih dahulu dilakukan editing penggunaan dan penulisan dalam Bahasa Indonesia tanpa mengubah maksud.
Pertanyaan itu muncul ketika warga melihat para pekerja mengerjakan lagi jembatan yang menghubungkan lokasi cottage dengan lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di objek wisata Desa Gedambaan.
Sumber Media ini di lokasi membenarkan, jembatan menuju RTH itu memang sudah selesai dikerjakan sekitar 2 bulan lalu, tapi diperbaiki lagi sekitar 2 minggu ini.
"Katanya sih jembatannya runtuh," sebut Sumber tersebut.
Menurutnya penyebab runtuhnya jembatan itu hanya akibat air laut pasang surut yang melintas dibawah jemabatan, itupun hanya anak sungai kecil. Karena konstruksi di bagian bawahnya tidak kuat; cerucuknya gantung, dengan hanya dilewati air pasang surut saja sudah roboh.
Ditambahkannya, setelah bangunan jembatan itu roboh, ia berserta beberapa warga sempat memegang bekas runtuhan semen beton jembatan itu.
"Dipegang pakai tangan saja sudah hancur," ujarnya.
Menurutnya sebaiknya jembatan itu tidak usah dibuatkan pondasi di bagian tengah, karena kalau terkena air pasang surut bisa hancur lagi, apalagi kalau kualitas pekerjaan jelek, tidak lama akan hancur lagi.
"Kami lihat saat ini anak sungai itu dibuatkan oleh Kotraktornya seperti tanggul penahan air. Mungkin maksud mereka biar air pasang surut tidak masuk.
"Aneh juga. Mungkin tujuannya agar proyek jembatan itu bisa bertahan sementara," cetusnya.
Sampai berita ini diturunkan, Rairajuni, Kepala Dinas Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotabaru, dan Yusniarrahman, Kabid Pariwisata belum bisa dikonfirmasi. (Wan)
Editor : Imi Suryaputera
Pemberitaan di Portal Berita ini terlebih dahulu dilakukan editing penggunaan dan penulisan dalam Bahasa Indonesia tanpa mengubah maksud.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.