Jurnalisia, Kegiatan penambangan batubara secara manual di wilayah Desa Makmur Mulia dan Sungai Danau Kecamatan Satui tampaknya luput dari perhatian Instansi terkait yakni Dinas Pertambangan dan Energi.
Kegiatan penambangan secara manual oleh warga dengan menggunakan peralatan linggis, cangkul dan sekop itu diduga dibiayai oleh sejumlah pemodal.
Lokasi yang dijadikan tempat penambangan secara manual tersebut adalah di kawasan jalan Perintis di sekitar pemukiman warga, dan di jalan Citrawati.
Menurut keterangan seorang warga yang tidak mau disebut namanya dan bermukim di sekitar lokasi penambangan, mereka tak bisa berbuat apa-apa, tak berani melakukan teguran terhadap kegiatan penambangan secara manual itu. Hal itu dikarenakan orang yang berada dibalik kegiatan tersebut merupakan tokoh berpengaruh yang berada di belakangnya. Ia menyebut tokoh itu berinisial H. Rid.
Ia mengaku pasrah dengan keadaan meski perasaan was-was jika terjadi longsor menimpa tempat tinggalnya, apalagi jika terjadi hujan.
Seorang pekerja tambang manual yang berhasil ditemui Kru Media ini di lokasi bernama Amat, warga asal Banjarmasin, mengaku dirinya cuma mencari nafkah dengan mengambil upah untuk membiayai hidup.
Ditambahkannya, ia mendapat upah kerja per karung batubara seharga Rp 3.500.
Adapun di lokasi lainnya yang dimiliki oleh seorang pengusaha berinisial Am Pil, para pemerja mengaku dibayar per ton seharga Rp 75 ribu. (Herry)
Editor : Imi Suryaputera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.