Pembagian Kios Pasar, Pedagang Protes - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Kamis, 06 Februari 2014

    Pembagian Kios Pasar, Pedagang Protes

    Jurnalisia-Tanah Bumbu,
    Sebanyak 9 orang pedagang Pasar Baru Pagatan mendatangi kediaman Bupati Tanah Bumbu, memprotes pembagian kios/lapak di pasar Pagatan Kusan Hilir, Rabu (5/2/14).

    Para pedagang tersebut memprotes pembagian yang tak sesuai dengan warna kartu, peruntukkan lantai dan tak teratur karena tercampur baur dengan berbagai aneka macam jenis jualan.
    Pada saat pencabutan nomor pembagian kios/lapak pada Tanggal 28 Januari 2014 lalu, ada 3 katagori warna kartu yang dibagikan pada pedagang; Hijau untuk prioritas pedagang lama, sedangkan warna kuning untuk pedagang baru, dan kartu warna merah untuk cadangan.

    Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming saat ditemui terkejut dan tak tahu menahu tentang adanya pembagian warna kartu yang berbeda. Tapi menurut Bupati, karena hal itu sudah terjadi maka lebih baik ditempati dulu kios yang didapat sambil menunggu pembenahan selanjutnya.
    "Adapun pembagian kios pasar Pagatan tersebut diprioritaskan kepada para pedagang yang menjadi korban kebakaran, dan masalah adanya pembagian warna kartu yang berbeda, itu saya tidak tahu," sebut Bupati.

    Menurut keterangan yang didapat, pembagian lantai pasar tersebut adalah untuk pendagang sembako di lantai pertama, pedagang kain di lantai 2 dan pedagang campuran dil lantai 3. Namun faktanya, ada sebagian pedagang kain yang asli warga setempat dan memang dari dulu aktif berjualan setiap harinya malah mendapatkan kios di lantai teratas. Sementara ada juga pedagang baru yang berasal dari luar daerah dan baru beberapa bulan berjualan mendapatkan tempat di lantai 2.
    Selain tidak teraturnya kios jenis barang dagangan, juga adanya pembagian kartu yang cukup membingungkan, karena meskipun sudah mendapatkan kartu prioritas warna hijau namun ternyata tetap juga mendapatkan kios di lantai atas.

    Salah seorang pedagang kain, Hj Arbainah kepada media ini mengungkapkan ketidak puasannya denga sistem pembagian kios tersebut. Menurutnya ada semacam permainan dari oknum tertentu yang membuat tatanan kios di pasar tersebut kurang teratur.
    Sementara salah seorang pedagang alat tulis kertas dan potokopian mengeluhkan kios yang diterimanya, pasalnya dia mendapatkan tempat paling atas. Selain satu-satunya pedagang yang berbeda jenis dagangannya, juga terkendala dengan beratnya alat jualannya yang harus diangkut.
    "Kita sudah puluhan tahun berjualan dan aktif tiap hari, tapi kenapa kita dapat kartu warna kuning dan ditempatkan di lantai atas. Sementara mereka yang dapat kartu merah cadangan bisa menempati lantai 2," protes Hj Arbainah.

    Sekdakab Tanah Bumbu, Said Akhmad menjelaskan juga kepada para pedagang bahwa sesuai arahan Bupati Tanah Bumbu, pada Maret nanti semua kios sudah harus diisi oleh pedagang, yang mana nantinya akan diketahui pedagang yang sebenarnya dan yang mana bukan. Masalahnya bila dalam tempo 2 bulan kios tersebut tidak diisi dengan barang dagangan, maka ada kemungkinan akan diambil lagi oleh daerah dan diberikan pada yang benar-benar seorang pedagang.
    "Selaku Ketua Panitia Pembagian kios pasar tersebut, saya akan memantau langsung keadaan pedagang disana. Saya akan memantau bila ada permainanan nakal oknum yang meresahkan para pedagang, dan bila ketahuan akan saya beri sanksi atau dipindahkan," jelas Said Akhmad.

    Senada dengan penjelasan Sekdakab, Kepala Dinas Pasar Tanah Bumbu, Ir Sofiani melalui telepon seluler, Kamis (6/2/14) juga menjelaskan, wajar bila ada sebagian pedagang yang tak puas dengan hasil pencabutan nomor kiosnya, namun yang jelas tidak menutup kemungkinan ke depannya akan ada perubahan letak kios dan blok di pasar Pagatan itu.
    "Sementara kita membagikan dulu kios tersebut biar kelihatan terisi dengan barang dagangan. Karena semua itu sifatnya gratis dan tak dipungut bayaran. Untuk ke depan akan kita tata ulang biar lebih rapi dan maksimal dipergunakan buat berdagang, karena yang namanya manusia pasti ada yang merasa tidak puas, dan hal tersebut adalah wajar," ungkap Ir Sofiani.

    Diduga ada indikasi oknum yang bermain dalam pembagian kios tersebut hingga sebagian para pedagang ada yang tak puas dan protes dengan penempatannya.
    Dari data yang didapat, untuk jumlah pedagang yang terdata ada sekitar 422 orang, sedangkan jumlah kios di pasar Pagatan tersebut tersedia sebanyak 428 kios.
    Selain adanya permainan warna kartu dan penempatan kios, juga disinyalir masih bersisa beberapa kunci kios yang peruntukannya tidak jelas entah untuk siapa. (IZ)



    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...