Jurnalisia-Tanah Bumbu,
Akibat pembagian minyak yang tidak merata, pelangsir protes dan bentrok dengan pengelola SPBU Kersik Putih, Kamis (2/1/14).
Salah seorang pelangsir BBM, Dn mengatakan bahwa pengelola SPBU Kersik Putih tidak adil dalam membagikan jatah minyak pada para pelangsir. Menurut Dn, dari 50 pelangsir yang terdaftar seharusnya mereka akan mendapatkan jatah minyak sama rata jumlahnya, namun fakta di lapangan ternyata ada yang mendapatkan lebih banyak daripada mereka.
Kepada media, Dn mengungkapkan selain banyak aparat yang ikut mengambil jatah, para operator pengisian dan petugas satpam SPBU juga ikut-ikutan mendapat jatah hingga membuat jatah minyak mereka berkurang.
Adapun keributan yang terjadi di SPBU tersebut, selain bentuk protes karena kurangnya jatah yang didapat oleh pelangsir juga disebabkan adanya oknum aparat yang suka mengatur-atur para pelangsir, padahal oknum tersebut tidak ditugaskan disitu, itu pun keberadaannya disana juga hanya untuk mengambil jatah minyak langsiran.
Pengelola SPBU Kersik Putih, Iyong mengatakan kejadian tersebut hanyalah sebuah kesalah pahaman saja, dan kedua belah pihak telah melakukan perdamaian di Kantor Polsek Batulicin dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
"Susah juga kita mengatur orang banyak, apalagi para pelangsir maunya minta banyak. Oleh karena itu saya minta pengamanan dari pihak Polsek Batulicin biar aman dan lancar," sebut Iyong.
Entah mungkin aparatnya yang tutup mata karena ikut kecipratan jatah minyak, atau mungkin juga tidak punya nyali untuk menghentikan bocornya minyak subsidi tersebut yang banyak diselewengkan ke daerah tambang dan berubah menjadi minyak industri. Yang jelas selama oknum aparat ikut-ikutan dan menjadi beking di belakang layar, maka pelangsiran tetap marak di tiap SPBU manapun. (IZ)
Salah seorang pelangsir BBM, Dn mengatakan bahwa pengelola SPBU Kersik Putih tidak adil dalam membagikan jatah minyak pada para pelangsir. Menurut Dn, dari 50 pelangsir yang terdaftar seharusnya mereka akan mendapatkan jatah minyak sama rata jumlahnya, namun fakta di lapangan ternyata ada yang mendapatkan lebih banyak daripada mereka.
Kepada media, Dn mengungkapkan selain banyak aparat yang ikut mengambil jatah, para operator pengisian dan petugas satpam SPBU juga ikut-ikutan mendapat jatah hingga membuat jatah minyak mereka berkurang.
Adapun keributan yang terjadi di SPBU tersebut, selain bentuk protes karena kurangnya jatah yang didapat oleh pelangsir juga disebabkan adanya oknum aparat yang suka mengatur-atur para pelangsir, padahal oknum tersebut tidak ditugaskan disitu, itu pun keberadaannya disana juga hanya untuk mengambil jatah minyak langsiran.
Pengelola SPBU Kersik Putih, Iyong mengatakan kejadian tersebut hanyalah sebuah kesalah pahaman saja, dan kedua belah pihak telah melakukan perdamaian di Kantor Polsek Batulicin dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
"Susah juga kita mengatur orang banyak, apalagi para pelangsir maunya minta banyak. Oleh karena itu saya minta pengamanan dari pihak Polsek Batulicin biar aman dan lancar," sebut Iyong.
Entah mungkin aparatnya yang tutup mata karena ikut kecipratan jatah minyak, atau mungkin juga tidak punya nyali untuk menghentikan bocornya minyak subsidi tersebut yang banyak diselewengkan ke daerah tambang dan berubah menjadi minyak industri. Yang jelas selama oknum aparat ikut-ikutan dan menjadi beking di belakang layar, maka pelangsiran tetap marak di tiap SPBU manapun. (IZ)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.