Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan sistem imigrasi "koridor tanpa batas" biometrik, yang secara resmi diluncurkan pada 30 Oktober 2025 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang Banten, dan Bandara Internasional Juanda Sidoarjo Jawa Timur, memungkinkan penumpang untuk melewati imigrasi tanpa berhenti, mengantre, atau menunjukkan dokumen fisik.
Sistem berbasis AI ini, yang dikembangkan oleh Amadeus bersama Sinergi Teknoglobal Perkasa dan Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia, menggunakan pengenalan wajah secara real-time untuk memverifikasi pelancong saat mereka berjalan melalui koridor terbuka, mencocokkan wajah mereka dengan data paspor yang telah didaftarkan sebelumnya melalui aplikasi All Indonesia.
Selama fase uji coba untuk jamaah haji; dengan Indonesia memegang kuota tahunan terbesar di dunia sekitar 220.000 jamaah; setiap koridor memproses lebih dari 30 penumpang per menit, lebih dari 10 kali kapasitas gerbang elektronik biometrik konvensional, dan berhasil memproses lebih dari 50.000 jamaah.
Rudy Daniello, Wakil Presiden Eksekutif AirOps di Amadeus, menyebut Seamless Corridor sebagai "permata mahkota" dari perjalanan tanpa hambatan dari ujung ke ujung, menyoroti bagaimana identitas digital biometrik akhirnya menghilangkan pemeriksaan dokumen, antrean, dan hambatan fisik sambil mempertahankan standar keamanan yang tinggi.
Awalnya memprioritaskan penumpang lanjut usia dan penyandang disabilitas, ketiga koridor aktif tersebut melengkapi 243 gerbang kontrol perbatasan otomatis Indonesia dan merupakan bagian dari transformasi digital nasional Seluruh Indonesia, dengan rencana untuk memperluas teknologi tersebut ke seluruh bandara di seluruh negeri untuk mendefinisikan kembali manajemen perbatasan dan pengalaman penumpang. ©Jurnalisia™
👀 4633


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.