Opini | Proyek Mubajir Pelatihan Guru Bahasa Inggris Kotabaru - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Sabtu, 20 September 2025

    Opini | Proyek Mubajir Pelatihan Guru Bahasa Inggris Kotabaru



    Oleh : *Muzakir Fachmi

    Dalam teori The Romer Model Of Economics Growth dikatakan bahwa satu-satunya cara menghindari steady state growth economics atau diminishing return adalah dengan investasi pada sumber daya manusia. 

    Teori ini memang tepat tetapi harus disesuaikan antara ketersediaan sumber daya manusianya dengan analisa kebutuhannya.

    Seperti yang beredar info di berbagai media bahwa Pemkab Kotabaru telah melakukan kesepakatan kerjasama dengan Briton English Education tentu perlu kita sikapi. Apalagi anggaran yang digunakan sebesar Rp 14 milyar hanya untuk mengirim beberapa orang guru tingkat SMP se Kabupaten Kotabaru yang telah lolos seleksi untuk belajar Bahasa Inggris di beberapa universitas yang ada di Australia.

    Di tengah program pengetatan anggaran pemerintah maka proyek pembelajaran Bahasa Inggris ke Australia ini sangatlah tidak tepat baik ditinjau dari sisi manfaatnya maupun sisi anggarannya.

    Belajar bahasa apa saja itu sangat tergantung pada habit (kebiasaan) berkomunikasi yang dibangun terus-menerus. Tidak bisa hanya mengirim beberapa Guru untuk belajar Bahasa Inggris dalam beberapa minggu saja. Tentu ini akan sia-sia. Setelah kembali ke Kotabaru, para Guru itu akan dihadapkan kembali pada kebiasaan lamanya hanya mengajar Bahasa Inggris secara teori karena lingkungan sekolah mereka tidak diciptakan untuk bisa membangun kebiasaan berbahasa Inggris. Jadi jelas proyek ini akan gagal. 


    Lalu, dikatakan Bupati bahwa proyek pembelajaran Bahasa Inggris ini untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap menyongsong perkembangan pariwisata di Kotabaru tentu ini juga tidak benar. Kultur sosial dan objek wisata yang dibangun di Kotabaru belum bisa untuk menarik wisatawan asing datang karena kita belum mampu menyajikan lingkungan wisata yang menarik turis asing dan juga rawan terjadi benturan kultur sosialnya. 

    Di berbagai daerah wisata yang ada di Indonesia juga kebanyakan pelaku usaha pariwisatanya adalah orang-orang yang secara otodidak bisa berbahasa asing tanpa harus ke luar negeri. Apalagi kemajuan teknologi digital sekarang sangat mempermudah setiap orang untuk belajar bahasa asing tanpa mengeluarkan biaya yang fantastis bahkan bisa gratis.

    Kalau pun Pemkab Kotabaru ingin membuat para murid sekolahnya bisa lancar berbahasa Inggris tinggal dibuat saja Kampung Inggris seperti yang ada di beberapa daerah lain; ini lebih efektif dan efisien karena ada habitat yang dibuat untuk memaksa setiap murid bisa berbahasa Inggris; biayanya jauh lebih murah.

    Saya tidak tahu apakah proyek pembelajaran Bahasa Inggris ke Australia ini benar-benar untuk peningkatan kualitas SDM atau trik untuk bisa jalan-jalan ke luar negeri para pejabatnya dengan alasan pendampingan. (Rel)
    👀 1300

    *Pengamat Sosial Kemasyarakatan, tinggal di Kotabaru.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...