
Bekas Kantor Bupati Kotabaru yang berada di seputar objek wisata Siring Laut; masih kokoh berdiri dan masih sangat layak digunakan untuk berbagai keperluan.
"Bangunan bekas kantor itu bisa jadi alternstif untuk dijadikan museum, dan tentunya keberadaan museum tersebut bisa menjadi salah satu sumber PAD bagi Pemkab Kotabaru," ungkap Ibnu Faozi, seorang Penggiat Pendidikan dan Budaya yang tinggal di Kotabaru.
Menurut Ibnu, Kotabaru memiliki banyak situs sejarah yang menarik untuk diangkat sehingga bisa jadi sarana pembelajaran dan pelestarian kearifan budaya lokal.
"Begitu banyak nilai-nilai sejarah Bumi Sa-ijaan yang terserak dan hanya diketahui oleh segelintir orang lewat tradisi tutur; tempat-tempat bersejarah, benda-benda, budaya masyarakat dan sebagainya," tambah Ibnu.
Menurutnya, sejarah memiliki peran penting dalam pembangunan suatu daerah untuk menatap masa depannya. Dengan mengetahui sejarah kita bisa mengetahui bagaimana perjuangan para pendahulu; bagaimana cita-cita atau juga visi menatap masa depan generasi terdahulu; agar kita jadikan pelajaran untuk kehidupan saat ini, dan apa yang menjadi cita-cita Kotabaru ke depan.
Ada nilai-nilai kearifan budaya yang pernah hidup di masyarakat sehingga kehidupan menjadi harmoni; namun mulai tergerus oleh dumia materialisme an kapitalisme. Generasi muda saat ini banyak yang tidak mengenal tentang sejarah Kotabaru.
"Oleh sebab itu Museum Sa-ijaan menjadi jawaban untuk menjembatani ruang kosong tersebut. Museum yang dimaksud disini tidak melulu diisi dengan benda-bena bersejarah atau tayangan-tayangan tentang sejarah kerajaan, era kolonial hingga era kemerdekaan hingga saat ini," tambah Ibnu pula.
Selain itu jelas Ibnu, museum bisa juga sebagsi destinasi wisata, sarana edukasi, tempat berbagai kegiatan-kegiatan masyarakat; pelatihan, walimah dan lainnya. ©Jurnalisia™
👀 926
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.