Religi | Tak Ada Habib di Muhammadiyah, Inilah Sebabnya - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Kamis, 03 Agustus 2023

    Religi | Tak Ada Habib di Muhammadiyah, Inilah Sebabnya

    Religi,
    Pertanyaan yang agaknya menggelitik; mengapa di kalangan Muhammadiyah tak ada ulamanya yang bergelar Habib ataupun Habaib seperti di kalangan umat Islam lainnya ?

    Mengutip dari Bidang Dakwah dan Pengkajian Agama Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Padang, inilah penjelasannya, silakan dibaca sampai habis agar tak salah paham.

    Sejak dulu sudah menjadi langgam di kalangan Muhammadiyah; tak mengkultuskan orang baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup, bahkan sekaliber Pendiri Muhammadiyah yakni KH Achmad Dachlan; tidak dikultuskan dengan memberi gelar-gelar berlebihan, mengkeramatkan makamnya, atau menjadikannya sebagai washilah doa.

    Ini semata-mata dilakukan sebagai bentuk ketaatan warga Muhammadiyah kepada ajaran Rasulullah SAW, yang selama hidupnya tidak melakukan hal-hal tersebut, sehingga Muhammadiyah berusaha meneladani perilaku yang dicontohkan oleh Nabi SAW. 

    Di Muhammadiyah tak mengenal istilah 'darah biru', golongan masyarakat yang masih memiliki tautan darah dengan orang yang dianggap penting di Muhammadiyah, yang biasanya menempati posisi terhormat. Bagi beberapa organisasi lainnya keberadaan darah biru menjadi penting bahkan bisa menjadi legitimasi kepemimpinan seseorang, namun Muhammadiyah berbeda.

    Sejak dulu sudah menjadi tradisi, untuk menjadi seorang Pendakwah atau Ulama Muhammadiyah; seseorang harus memiliki kapabilitas keilmuan formal, ini dimaksudkan agar keilmuan Ulama di Muhammadiyah menjadi ter-standard. Tradisi ini berimbas ke jumlah Ulama di Muhammadiyah. Tak semua yang memiliki tautan darah dengan Pendiri Muhammadiyah secara otomatis menjadi Ulama. Atau setiap mereka yang lulus dari pondok pesantren langsung menjadi Ulama.

    Biasanya seseorang akan menempuh jenjang studi S-1 pada bidang Agama Islam untuk menjadi seorang Ulama di Muhammadiyah. Ini bisa kita lihat di berbagai pengajian di Muhammadiyah; dimana hampir semua Ulama dan Pendakwah pasti memiliki gelar akademik, bahkan Muhammadiyah sampai khusus mendirikan Perguruan Tinggi Khusus untuk pendidikan Ulama Tarjih yang merupakan satu-satunya di Indonesia.

    "Untuk menjadi Ulama di Muhammadiyah dibutuhkan ilmu bukan saja nasab, ini sudah menjadi pakem sejak awal berdirinya Muhammadiyah. Nasab mungkin bisa jadi pertimbangan tapi bukanlah yang utama. Jika ada 10 syarat menjadi seorang Ulama di Muhammadiyah; bisa jadi nasab menjadi syarat nomor 9 atau nomor 10." 

    Muhammadiyah tidak menganut tradisi penggunaan gelar Habib. Organisasi ini memiliki pendekatan yang lebih egaliter dalam Islam dan menekankan pada ajaran Islam yang lebih universal. Oleh karena itu, mereka tidak menggunakan gelar-gelar yang berhubungan dengan keturunan atau kedudukan keluarga Nabi Muhammad SAW. ©Jurnalisia™

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...