
Sudah biasa dan lumrah setiap menjelang peringatan hari kemerdekaan warga menyambutnya dengan suka cita begitu pula dengan instansi pemerintahan.
Akan banyak kegiatan yang mengiringi kemeriahan HUT RI yang notabene setiap tahun dilaksanakan. Suatu apresiasi kepada para pejuang yang sudah berkorban harta dan jiwa merebut kemerdekaan dari penjajah.
Tiap desa dan kecamatan bahkan hingga ke pelosok terpencil sekalipun berlomba memeriahkan hari kemerdekaan ini. Dari menghias kampung, lomba-lomba hingga kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia.
Namun sekarang ada yang mulai berubah, kurangnya kesadaran warga jelas terlihat dengan jarangnya bendera kebangsaan merah putih dipasang di depan rumah mereka.
Tersentak ketika seorang anak kelas 4 sekolah dasar 'nyeletuk' dengan polosnya saat duduk di samping sang ayah.
Anak itu bertanya singkat namun sangat tajam mengena.
"Yah.. kenapa saat kampanye banyak sekali bendera partai hingga di depan rumah, kenapa hari kemerdekaan itu tidak terlihat ?" tanya si anak.
"Yah.. kenapa saat kampanye banyak sekali bendera partai hingga di depan rumah, kenapa hari kemerdekaan itu tidak terlihat ?" tanya si anak.
Sang ayah pun terdiam hanya tersenyum mencoba memberikan jawaban meski dia sendiri tidak memahami, namun akhirnya ia pun menemukan jawaban dari pertanyaan yang ironis sekaligus tragis.
"Nak.. mungkin memasang bendera partai ada duitnya," jawab si ayah sambil senyum kecut.
Suatu reflesksi diri apakah hari kemerdekaan hanya satu seremonial semata tanpa memahami makna nasionalisme suatu perjuangan dalam merebut kemerdekaan. (DBG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.