[Editorial] Promosi Objek Wisata, Ada Jurnalis Yang Mau Rogoh Kocek Pribadi ? - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Selasa, 16 Juli 2019

    [Editorial] Promosi Objek Wisata, Ada Jurnalis Yang Mau Rogoh Kocek Pribadi ?


    Pulau Manti.

    Spot destinasi wisata di Kotabaru yang masih berstatus cagar alam, namun sejak dulu digunakan oleh para nelayan untuk berbagai kegiatan antara lain sempat dihuni oleh beberapa warga, berkebun; bukti dengan adanya pohon kelapa, juga sering dijadikan base camp oleh para penangkap ubur-ubur dan lainnya.

    "Status Pulau Manti ini masih sebagai cagar alam, tapi kita akan mengurusnya untuk dijadikan sebagai tujuan wisata," ungkap Bupati Kotabaru, Said Jafar terkait pengembangan pulau kecil tersebut sebagai tujuan wisata baru di kabupaten yang memiliki gugusan pulau lebih dari 100 ini.

    Kok bisa ya pulau yang berstatus cagar alam tapi sejak dulu sudah dimanfaatkan warga untuk berbagai keperluan termasuk untuk isolasi para penderita kusta/lepra, tak ada petugas yang jaga, tak ada apa-apa selain kumpulan beberapa pohon kelapa dan semak belukar, tak ada pula tanda-tanda yang menjelaskannya sebagai kawasan cagar alam apalagi peringatan apapun.

    Yang menarik bagi saya sebagai Jurnalis adalah bukan cuma pulau tersebut tapi secara keseluruhan objek tujuan wisata di seluruh kawasan Kabupaten Kotabaru, pengembangannya sehingga benar-benar bisa dijual kepada para pelancong, termasuk promosi yang intens agar objek wisata itu tak cuma dikenal secara lokal tapi nasional bahkan mendunia.

    Bisakah ?
    Tentu bisa, asalkan didukung oleh dana pengembangan dan promosi yang terarah baik secara input maupun output.
    Promosi terkait erat dengan berbagai jenis media terutama media mainstream yang memang sudah memiliki nama dan brand terkenal bukan media ecek-ecek yang cuma dibaca dan ditonton oleh beberapa orang sambil lewat saja.


    "Media mesti ikut memperkenalkan objek wisata di Kotabaru," begini kira-kira yang dimaksud oleh Bupati Kotabaru pada suatu waktu terkait peran media yang ujung tombaknya adalah para Wartawan atau Jurnalis.

    Sayang harapan yang bersifat ungkapan Bupati tersebut hanya didengar langsung oleh Jurnalis yang hanya dihitung 2 jari saat itu; Jurnalis Metro TV dan Jurnalisia Online, yang lain tak ada karena kesibukannya entah kemana.


    "Saya sebagai Jurnalis selalu siap untuk membantu promosi objek wisata di Kotabaru meski selama ini tak difasilitasi dan dibantu apapun oleh Pemkab terutama dinas terkait. Ini sudah menjadi tanggungjawab moral dan profesi saya sebagai Jurnalis," ungkap Deddy Amir, Jurnalis Metro TV Kalsel, yang sudah banyak mengirim bahan berita tentang objek wisata Kotabaru dan tayang di televisi khusus berita yang persaingan beritanya sangat ketat itu.

    Bukan perkara mudah untuk tayang di Metro TV kalau bukan benar-benar memenuhi banyak persyaratan audio visual. Tayangan secara gratis bukan bentuk iklan yang kalau dihitung cukup besar biayanya. Dan perlu diketahui proses satu tayangan audio visual itu bukan tanpa modal terutama transportasi dan akomodasi ke objek tayangan; perlu dana tak sedikit, ini belum proses editing dan sebagainya.

    Kalau terkait promosi objek wisata kuncinya adalah tentu di Dinas Pariwisata yang berkerjasama dengan Diskominfo yang bisa mengorganisir dan mengkoordinir para Jurnalis untuk tujuan tersebut, tinggal bagaimana memfasilitasi mereka bukan cuma sekedar berharap dan meminta mereka bergerak dan melakukannya sendiri dengan sumber daya mereka sendiri dengan alasan absurd bahwa sudah kewajiban Jurnalis untuk melakukan tugasnya sebagai bentuk tanggungjawab profesi dan moral. Sebagai seorang Jurnalis saya sangat yakin para Jurnalis dari media milik pemerintah saja akan berpikir melaksanakan tugas kalau harus membiayai sendiri liputannya untuk kepentingan yang belum tentu menguntungkannya secara langsung, apalagi para Jurnalis dari media milik swasta, karena tak dapat dipungkiri sesuai Undang Undang-nya lembaga media itu tak cuma sebagai kontrol sosial tapi juga sekaligus lembaga ekonomi yang profit oriented dan profitable.


    Pertanyaannya adalah; apakah para Jurnalis mau secara sukarela, merogoh kocek pribadi, menguras tenaga dan pikiran untuk membantu promosi objek wisata daerah ini atas dasar fungsi dan tugas (?) Entahlah, mungkin ada yang mau, yang memiliki idealisme super dan kecintaannya yang taklid terhadap kepentingan daerah dengan embel-embel demi kepentingan masyarakat banyak. (ISP)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...