ADVERTORIAL EDISI AGUSTUS 2014
Tanggal 25 Agustus 2014
Pemkab Tanah Bumbu terus berupaya mendorong peningkatan produksi karet daerah.
Satu terobosan yang sudah dilakukan pemerintah daerah melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Tanah Bumbu adalah melalui realisasi program penyaluran bantuan bibit karet kepada petani karet yang tergabung dalam kelompok tani karet yang ada di perdesaan.
melalui program pemberian bantuan bibit itu diharapkan akan memberikan dampak posistif terhadap peningkatan kesejahteraan petani karet seiring bertambahnya luas tanam perkebunan karet yang mereka kelola.
“Banyaknya bibit karet yang tersalurkan ke petani secara tidak langsung menandakan luas tanaman yang mereka tanam terus bertambah, yang dengan demikian kondisi itu berdampak pada peningkatan produksi, yang selanjutnya memberikan imbas pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan para petani kita,” kata Bupati Tanah Bumbu, Mardani H. Maming.
Tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2014 ini pemerintah daerah melalui Dishutbun kembali menyalurkan sekitar 250 ribu batang bibit karet kepada petani.
Bibit-bibit karet tersebut dibagikan kepada 20 kelompok tani yang tersebar di 14 desa dari 5 kecamatan, yang meliputi Desa Sungai Dua Laut dan Damar Indah Kecamatan Sungai Loban, Desa Madu Retno, Manunggal, Batulicin Irigasi dan Selaselilau Kecamatan Karang Bintang.
Kemudian Desa Sepakat, Suka Damai dan Sido Mulyo di Kecamatan Mantewe. Selanjutnya Desa Karang Sari, Manuntung, Wonorejo, dan Pacakan Kecamatan Kusan Hulu, serta Desa Karang Intan yang ada di Kecamatan Kuranji.
“Tak hanya menyalurkan bantuan bibit kepada petani. Kerjasama dengan pihak perusahan pengolahan karet, PT Nusantara Batulicin di Kecamatan Karang Bintang juga dilakukan pemerintah daerah agar petani tidak perlu repot menjual hasil panen mereka keluar daerah, apalagi dengan biaya operasional dan transportasi yang relatif tinggi,” katanya.
Hal yang sama juga menjadi target program Dishutbun Tanah Bumbu. Seperti yang diungkapkan Kepala Dishutbun, Hanif Faisol Nurofiq. Ia berharap agar kerjasama pemerintah daerah dengan PT Nusantara Batulicin memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan petani secara signifikan. Melalui kerjasama tersebut setidaknya dapat memutus mata rantai proses penjualan hasil panen karet petani keluar daerah melalui tengkulak.
“Sekarang petani tidak perlu repot menjual hasil panen keluar daerah sendiri atau melalui tengkulak. Cukup ke perusahaan PT Nusantara Batulicin mereka dapat menjual hasil panen dengan harga yang relatif tinggi tanpa banyaknya potongan biaya transportasi,” katanya.
Secara keseluruhan, tambah Hanif, areal perkebunan karet di Tanah Bumbu terdiri atas tiga bagian yaitu Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Untuk kategori PR tanaman yang belum menghasilkan ada sekitar 5.380 hektare dan yang sudah menghasilkan sekitar 17.155 hektare.
Selanjutnya pada kategori PBN, tanaman karet yang belum menghasilkan ada seluas 1.138 hektare dan yang sudah menghasilkan 1.123 hektare. Sedangkan untuk kategori PBS karet yang belum menghasilkan seluas 1.354 hektar, untuk tanaman menghasilkan (TM) seluas 957 hektar. (Adv/relhum)
.jpg)




Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.