Tapi selain manusia yang perlu makan minum, ciptaan Tuhan lainnya juga perlu terutama para hewan dan binatang bahkan juga tumbuh-tumbuhan dengan cara mereka masing-masing.
Memberi makan laut. Ini satu budaya dari warga Nelayan di pesisir Pagatan Tanah Bumbu yang sudah dan selalu dilaksanakan secara turun temurun hingga kini. Mereka menyebutnya Mappanre Tasi; memberi makan laut. Kegiatan budaya dan tradisi yang tak sedikit orang menudingnya sebagai perbuatan syirik; mengingat mayoritas warga Nelayan di Pagatan sebagai penganut Agama Islam.
Diubah, menjadi Mappanre ri Tasi'e yang pengertiannya adalah memberi makan di laut, agar terhindar dari kesan syirik, atau terkadang diartikan sebagai berpesta di laut.
Mappanre ri Tasi'e melaksanakan ritual diantaranya adalah melarung sesaji berupa makanan ke laut. Inilah yang dituding sebagai perbuatan syirik. Padahal dengan melarung sesaji ke laut, bukan berarti laut perlu makanan itu, tapi makhluk hidup yang berada di dalam laut seperti ikan-ikan itulah yang akan makan sesaji.
Secara logika seseorang memberi makan sapi, kambing, ayam, itik, ikan dan lainnya; bukan perbuatan terlarang, karena mereka semua adalah makhluk hidup yang sama seperti halnya laut dan lain sebagainya.
Hanya saja kegiatan budaya itu tak jarang dikaitkan dengan hukum agama, maka akan terjadi pertentangan. Tuhan pasti tak perlu makanan, tapi makhluk ciptaan Tuhan tak terkecuali laut dan segala penghuninya pasti memerlukan makanan. ©Jurnalisia™
👀 5110
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.