-90 Ribu Stiker Untuk Peringati Hari Anti Korupsi Sedunia
Jurnalisia, "Benalu sosial” yang merusak struktur pemerintahan, dan menjadi
penghambat utama terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan pada
umumnya,” ujar Bambang Yudi Baskoro, Katua LP3K-RI di posko LPK3-RI Pancoran Barat V No 48 , Jakarta
Selasa (9/12/2014).
Pernyataan itu diucapkan Bambang dalam kaitan peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang jatuh pada 9 Desember 2014.
LP3K-RI (Lembaga Pemantau Penyelenggara Pemerintahan Republik Indonesia) dalam memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia ini berkerjasama dengan pihak Polri, melakukan aksi dengan membagi-bagikan stiker sebanyak 90 ribu lembar.Selain itu juga melakukan renungan doa bagi para pahlawan yang telah memerdekakan negeri ini.
Dilansir dari pemberitaan Aktualitas Online, menurut Bambang, dalam praktiknya, korupsi sangat sukar bahkan hampir tidak mungkin dapat diberantas, oleh itu sangat sulit memberikan pembuktian pembuktian yang eksak. Bahkan, aspek kecil kemasyarakatan korupsi dapat dikatakan menjadi suatu produsen dari perkembangan budaya yang sekarang ini semangkin marak.
![]() |
| courtesy : Aktualitas |
Pernyataan itu diucapkan Bambang dalam kaitan peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang jatuh pada 9 Desember 2014.
LP3K-RI (Lembaga Pemantau Penyelenggara Pemerintahan Republik Indonesia) dalam memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia ini berkerjasama dengan pihak Polri, melakukan aksi dengan membagi-bagikan stiker sebanyak 90 ribu lembar.Selain itu juga melakukan renungan doa bagi para pahlawan yang telah memerdekakan negeri ini.
Dilansir dari pemberitaan Aktualitas Online, menurut Bambang, dalam praktiknya, korupsi sangat sukar bahkan hampir tidak mungkin dapat diberantas, oleh itu sangat sulit memberikan pembuktian pembuktian yang eksak. Bahkan, aspek kecil kemasyarakatan korupsi dapat dikatakan menjadi suatu produsen dari perkembangan budaya yang sekarang ini semangkin marak.
“Contoh terkecil dapat dilihat dari
sekala birokrasi paling dasar dari negara ini seperti, terjadinya
pungutan liar, dan penyalahgunaan kepentingan dan wewenang dalam
kepemimpinan tingkat RT/RW,” jelas Bambang.
"korupsi dimulai dengan semakin mendesaknya usaha-usaha pembangunan yang
diinginkan, sedangkan proses birokrasi relaif lambat, sehingga setiap
orang atau badan menginginkan jalan pintas yang cepat dengan memberikan
imbalan-imbalan dengan cara memberikan uang pelicin (uang sogok)," sebut Sekjen LP3K-RI, Robby COD.
Ditambahkannya, praktk tersebut akan berlangsung terus menerus sepanjang tidak adanya
kontrol dari pemerintah dan masyarakat, sehingga timbul golongan pegawai
yang termasuk OKB-OKB (orang kaya baru) yang memperkaya diri sendiri
(ambisi material).
“Setiap individu harus dididik untuk
menolak kepura-puraan dan menjauhi korupsi serta menjadi pribadi yang
berintegritas. Saat ini Indonesia kelebihan orang pintar, namun banyak yang tidak memiliki moral,” papar Robby. (JCO)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.