Jurnalisia, "Kalau mau ke puncak, motornya ditinggal di bawah aja, Mas," ucap seorang
warga kepada Kru Media ini ketika hendak menuju lokasi bangunan runtuh
proyek Dinas Kehutanan di kawasan Hutan Meranti Putih Kotabaru, Rabu (17/12/14).
Kru Media ini pun tidak membantah saran warga tersebut, yang ternyata benar, jalan menuju lokasi tidak bisa dilewati kendaraan bermotor.
"Kalau mau ke puncak habis hujan kayak begini jangan berani menggunaakan kendaraan," sarannya.
Kru Media ini dan warga yang menemani pun berjalan kaki menuju lokasi. Sambil melangkah menapaki bukit, Kru Media ini pun melontarkan beberapa pertanyaan.
"Sudah berapa lama jalan ini dibangun, Mas ?" tanya Kru Media.
"Belum sampai setahun, tapi kondisinya belum maksimal. Liat saja batu-batu kerikilnya sudah banyak yang hilang," jawabnya.
Pantauan di lokasi, jalan menuju puncak berada diantara gunung dan tepi jurang yang tidak dibuatkan siring beton. Keadaan seperti ini pun menbuat cemas Kru Media ini.
" Mas, kalo bukit ini longsor bagaimana ya," cetus Kru Media ini dengan nada kuatir.
" Mudah-mudahan tidak longsor, Mas. Jangan berpikir macam-macam ah," sahut warga itu menenangkan.
Setelah berjalan kurang lebih 20 menit, Kru Media ini dan warga yang menemai pun tiba di puncak perbukitan tempat dibagunnya cottage dan aula yang runtuh.
Disitu juga terdapat pagar rusa. Rencananya akan ada rusa dikembangbiakkan di kawasan Hutan Ekowisata Meranti Putih.
"Mana rusanya, Pak ?" tanya Kru Media.
"Belum ada. Ini kita masih mengerjakan bagian atas pagar, kita baru memasang kawat ," kata Sunhadi, seorang pekerja disana.
"Belum selesai, Pak ?"
"Belum, Mas."
"Berapa luasnya kira-kira, Pak ?"
"Kurang lebih 700 meter persegi, Mas."
Setelah berbincang singkat dengan seorang pekerja pagar rusa tersebut, Kru Media ini pun bergegas menuju lokasi bangunan runtuh. Disitu Kru Mediaini berbincang pula dengan para pekerja lainnya (baca berita Proyek Dinas Kehutanan Kotabaru Belum Apa-apa Sudah Runtuh).
Setelah berbincang lama dengan para pekerja bangunan, Kru Media ini pun bergegas turun dari puncak perbukitan.
"Ayo mas kita turun, kalau hujannya tidak lebat seperti ini biasanya lama berhentinya," ajak warga yang menemani.
Dalam perjalan turun, Kru Media ini tidak lupa mengambil gambar para pekerja yang masih mengerjakan beberpa bagunan di lokasi kawasan Hutan Ekowisata Meranti Putih, termasuk papan proyek yang mencantumkan anggaran Rp 4 milyar.
Sebelumnya di pintu gerbang kawasan Hutan Meranti Putih, Kru Media ini memberitahu petugas yang jaga di Pos Terpadu Penjagaan Hutan, akan menaiki puncak perbukitan untuk melihat bangunan runtuh.
"Silakan Mas. Kalau habis hujan seperti ini biasanya tidak bisa menggunakan kendaraan. Tinggal saja motornya disini," ujar petugas.
"Kami jalan kaki saja. Oh ya, motor trail dinas ada kan, Mas, boleh pinjam ?" tanya Kru Media ini.
"Tidak ada, dibawa Bos, Mas," sahutnya.
Entah Bos mana dan siapa yang dimaksud petugas telah memakai kendaraan trail Dinas Kehutanan itu.
Tanpa sengaja Kru Media ini melihat 1 unit motor trail berplat dinas yang diparkir tidak jauh dari pos penjagaan. Kru Media pun menanyakannya.
"Oh ...itu punya pak Bolot, orang dari Dinas Binamarga, Mas ," tutur penjaga.
"Sedang apa pak Bolot kesini, Mas ?"
"Dia membawa alat berat kesini, mungkin mau mengerjakan badan jalan menuju puncak kawasan cottage itu, Mas," terang petugas. (Wan)
Editor : Imi Suryaputera
Kru Media ini pun tidak membantah saran warga tersebut, yang ternyata benar, jalan menuju lokasi tidak bisa dilewati kendaraan bermotor.
"Kalau mau ke puncak habis hujan kayak begini jangan berani menggunaakan kendaraan," sarannya.
Kru Media ini dan warga yang menemani pun berjalan kaki menuju lokasi. Sambil melangkah menapaki bukit, Kru Media ini pun melontarkan beberapa pertanyaan.
"Sudah berapa lama jalan ini dibangun, Mas ?" tanya Kru Media.
"Belum sampai setahun, tapi kondisinya belum maksimal. Liat saja batu-batu kerikilnya sudah banyak yang hilang," jawabnya.
Pantauan di lokasi, jalan menuju puncak berada diantara gunung dan tepi jurang yang tidak dibuatkan siring beton. Keadaan seperti ini pun menbuat cemas Kru Media ini.
" Mas, kalo bukit ini longsor bagaimana ya," cetus Kru Media ini dengan nada kuatir.
" Mudah-mudahan tidak longsor, Mas. Jangan berpikir macam-macam ah," sahut warga itu menenangkan.
Setelah berjalan kurang lebih 20 menit, Kru Media ini dan warga yang menemai pun tiba di puncak perbukitan tempat dibagunnya cottage dan aula yang runtuh.
Disitu juga terdapat pagar rusa. Rencananya akan ada rusa dikembangbiakkan di kawasan Hutan Ekowisata Meranti Putih.
"Mana rusanya, Pak ?" tanya Kru Media.
"Belum ada. Ini kita masih mengerjakan bagian atas pagar, kita baru memasang kawat ," kata Sunhadi, seorang pekerja disana.
"Belum selesai, Pak ?"
"Belum, Mas."
"Berapa luasnya kira-kira, Pak ?"
"Kurang lebih 700 meter persegi, Mas."
Setelah berbincang singkat dengan seorang pekerja pagar rusa tersebut, Kru Media ini pun bergegas menuju lokasi bangunan runtuh. Disitu Kru Mediaini berbincang pula dengan para pekerja lainnya (baca berita Proyek Dinas Kehutanan Kotabaru Belum Apa-apa Sudah Runtuh).
Setelah berbincang lama dengan para pekerja bangunan, Kru Media ini pun bergegas turun dari puncak perbukitan.
"Ayo mas kita turun, kalau hujannya tidak lebat seperti ini biasanya lama berhentinya," ajak warga yang menemani.
Dalam perjalan turun, Kru Media ini tidak lupa mengambil gambar para pekerja yang masih mengerjakan beberpa bagunan di lokasi kawasan Hutan Ekowisata Meranti Putih, termasuk papan proyek yang mencantumkan anggaran Rp 4 milyar.
Sebelumnya di pintu gerbang kawasan Hutan Meranti Putih, Kru Media ini memberitahu petugas yang jaga di Pos Terpadu Penjagaan Hutan, akan menaiki puncak perbukitan untuk melihat bangunan runtuh.
"Silakan Mas. Kalau habis hujan seperti ini biasanya tidak bisa menggunakan kendaraan. Tinggal saja motornya disini," ujar petugas.
"Kami jalan kaki saja. Oh ya, motor trail dinas ada kan, Mas, boleh pinjam ?" tanya Kru Media ini.
"Tidak ada, dibawa Bos, Mas," sahutnya.
Entah Bos mana dan siapa yang dimaksud petugas telah memakai kendaraan trail Dinas Kehutanan itu.
Tanpa sengaja Kru Media ini melihat 1 unit motor trail berplat dinas yang diparkir tidak jauh dari pos penjagaan. Kru Media pun menanyakannya.
"Oh ...itu punya pak Bolot, orang dari Dinas Binamarga, Mas ," tutur penjaga.
"Sedang apa pak Bolot kesini, Mas ?"
"Dia membawa alat berat kesini, mungkin mau mengerjakan badan jalan menuju puncak kawasan cottage itu, Mas," terang petugas. (Wan)
Editor : Imi Suryaputera
Pemberitaan
di Portal Berita ini terlebih dahulu dilakukan editing penggunaan dan
penulisan dalam Bahasa Indonesia tanpa mengubah maksud.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.