Warga Puluhan Tahun Minum Air Hujan - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Selasa, 11 November 2014

    Warga Puluhan Tahun Minum Air Hujan

    courtesy : nusapenida.com (ilustrasi)

    Jurnalisia, Bayangkan jika anda minum air hujan selama bertahun-tahun.

    Nah, itulah yang dialami sebagian besar warga Desa Rampa Cengal Kecamatan Pamukan Selatan. Warga desa yang mendiami muara sungai Pamukan ini, mengaku sudah puluhan tahun hanya meminum air hujan. Hal itu dikarenakan tak tersedianya sarana penyedia air di desa tersebut.

    "Sudah puluhan tahun ini kami hanya minum air hujan. Sedangkan air untuk keperluan lainnya, kami membeli dari kapal penjual air dari Sampanahan, harga per tong sebesar Rp 25 ribu. Jika kami tak berpenghasilan setidaknya Rp 50 per hari, maka tak ada biaya untuk keperluan lainnya," ungkap seorang Ibu Rumah Tangga dengan mimik muka sedih.

    Para warga mengungkapkan, proyek penyedia air bersih yang difasilitasi oleh Pemerintah selalu gagal. Contohnya proyek Pamsimas, yang meninggalkan proyek yang mangkrak tanpa hasil.

    "Proyek Pamsimas ini sudah beberapa tahun lalu, tapi tak ada hasilnya. Kami berharap agar proyek ini dilanjutkan, sehingga bisa mengalirkan air ke rumah-rumah warga disini," harap seorang warga sambil membawa Kru Media ini berkeliling meninjau lokasi tempat proyek Pamsimas yang berada di Desa Rampa Cengal.

    Tampak mesin penyedot air dan beberapa tandon air yang tak berfungsi di lokasi proyek Pamsimas tersebut.

    "Kalaupun proyek Pamsimas tersebut dilanjutkan dan bisa mengalirkan air, tak bisa diminum airnya; payau, agak asin dan masam," lanjut warga sambil menunjukkan semacam danau buatan untuk penampungan air.

    Ternyata tak cuma proyek Pamsimas yang gagal menghasilkan air bagi warga, proyek dari Gapura Saijaan tahun anggaran 2012 dan 2013 dari Pemkab Kotabaru, menurut warga juga sama gagalnya.
    Warga disana pun kini hanya bisa pasrah, harapan mereka hanya pada kapal penjual air yang masih sudi berlabuh dan bersandar di dermaga desa, dan curah hujan dari langit. (Red)


    Editor : Imi Suryaputera


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...