![]() |
| Jalan yang rusak parah |
Jurnalisia, Lambatnya perbaikan jalan dari Tanjung Serdang menuju wilayah Kecamatan Pulau Laut Barat oleh Pemkab Kotabaru, dikutirkan akan mengganggu pasokan BBM untuk PLN dan membuat rumah warga bakal tak mendapat penerangan listrik.
Melihat kondisi jalan yang semakin parah, dan lamanya menunggu perbaikan dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Pemkab Kotabaru tak jua kunjung tiba, puluhan warga berinisiatif turun bergotong royong memperbaiki jalan dari Desa Semisir hingga Desa Sebanti Kecamatan Pulau Laut Barat.
Sampai hari ini terhitung sudah 5 hari para warga tersebut memperbaiki beberapa titik terparah di sepanjang jalan menuju Desa Lontar Pulau Laut Barat, yakni dari Rabu (11/06/14) hingga sekarang.
Koordinator perbaikan, Hasanuddin kepada Kru Media menuturkan, perbaikan jalan tersebut dilakukan secara swadaya dengan meminjam alat berat perusahaan PT Bumi Raya Opesindokami, sedangkan bahan bakarnya dibeli secara patungan.
"Kami harus cepat mengambil tindakan, soalnya sudah berbulan-bulan jalan tersebut rusak parah dan tak bisa dilalui kendaraan bermotor. Terlebih saat ini truk pengangkut BBM pun terkendala hingga dikuatirkan warga bakal tidak akan mendapatkan penerangan listrik," sebut Hasanuddin, Senin (16/06/14).
Ditambahkannya, bukan hanya truk pengangkut BBM saja yang terkendala, namun juga truk pengangkut pasokan Sembako ikut kesulitan masuk ke wilayah Kecamatan Pulau Laut Barat, hingga memasuki awal Ramadhan ini semua harga barang keperluan sudah melonjak tinggi.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh seorang warga Desa Kampung Baru Pulau Laut Barat, Jamaluddin. Ia menyebut, untuk mencapai wilayah Kecamatan Lontar Pulau Laut Barat diperlukan 2 hingga 3 hari perjalanan dan biaya sebesar Rp 80 ribu. Dari Tanjung Serdang menuju Desa Sepagar dikenakan tarif taksi Rp 30 ribu. Sedangkan dari Desa Sepagar menuju Pusat Kecamatan di Lontar dikenakan Rp 50 ribu.
"Dulu dari Kotabaru cuma memerlukan waktu sekitar 3 jam menuju Lontar, tapi sekarang dengan kerusakan jalan yang membuat banyak angkutan amblas dan tak bisa bergerak dikubangan lumpur, maka 2 hingga 3 hari baru bisa mencapai tujuan," ungkapnya.
Masih menurut Jamaluddin, kerusakan jalan di Desa Sepagar dan Desa Sebanti lah yang menyebabkan mobil terperosok dan amblas hingga membuat penumpang harus berpindah taksi dan membuat tarif taksi jadi mahal.
"Semuanya bakal jadi mahal, bukan tarif angkutan saja, tapi barang-barang sembako dan lainnya pun akan mahal. Kita juga akan mengalami malam tanpa penerangan listrik PLN, karena pasokan BBM-nya tak bisa datang," keluhnya.
Keluhan warga Pulau Laut Barat tersebut sebenarnya sudah diketahui oleh Pemkab Kotabaru, namun entah karena dianggap sepele atau ada kepentingan lain, hingga sampai saat ini tak jua bereaksi dan memberikan perhatiannya. (Wan/MIZ)
Editor : Imi Suryaputera



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.