![]() |
| Jainal Arifin, Tukang Becak |
Jurnalisia, Akibat banyaknya kendaraan roda 2, warga kurang mampu yang berprofesi sebagai tukang becak mengeluhkan pendapatan mereka yang menurun.
Salah seorang tukang becak, Jainal Arifin (68), yang bisa mangkal di depan Kantor Bupati Kotabaru mengeluhkan minimnya pendapatan sehari-hari. Hal tersebut adalah imbas dari banyaknya warga yang memiliki kendaraan roda 2 pribadi.
"Akhir-akhir ini saya dapat uang paling banyak Rp 30 ribu. Kalau dulu saya bisa memperoleh hingga mencapai Rp 50 ribu," keluhnya, Selasa (29/04/14).
Warga asal Pulau Jawa yang punya 2 anak itu mengaku, sudah menjadi warga Kotabaru selama 46 Tahun dan belum pernah mendapat bantuan sama sekali dari Dinas terkait.
"Saya tidak pernah didata atau mendapatkan bantuan dari Pemkab atau dinas terkait, padahal saya memegang KTP Kotabaru," ungkapnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Jumari, tukang becak yang biasa mangkal di depan Mesjid Jami.
"Sekarang pendapatan becak minim mas, mungkin karena banyaknya warga yang memiliki kendaraan pribadi. Apalagi kadang ada yang satu rumah memiliki hingga 3 kendaraan," ucap Jumari.
Terkait dengan tidak adanya bantuan terhadap warga miskin tersebut, Kepala Dinas Sosial,mTenaga Kerja dan Transmigrasi Kotabaru, M. Taufik Rivani, SH, M.Si melalui Kasi Perlindungan Sosial Fitrian Noor, S.Sos mengakui, memang tidak ada bantuan untuk para tukang becak. Meskipun ada, namun itu hanya untuk warga berpenghasilan rendah dalam bentuk perbaikan rumah.
Menurutnya, untuk bisa mendapatkan bantuan melalui proses yang panjang. Dimulai dari pendataan di tingkat RT, tingkat Desa dan tingkat Kecamatan, baru diteruskan ke Dinsosnakertrans. Itupun tidak langsung dibantu, karena Pemkab Kotabaru tidak menganggarkannya.
"Data warga berpenghasilan rendah itu, melalui Dinsosnakertrans akan diusulkan ke Tingkat Pusat," terangnya.
Dengan tidak teranggarkannya bantuan warga miskin di Dinsosnakertrans Kotabaru, maka wajar saja bila banyak warga kurang mampu yang mengeluh dan merasa terabaikan. (Wan/MIZ)
Editor : Imi Suryaputera



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.